1. DENBRAVO-90
Detasemen Bravo 90 terbilang paling muda. Baru dibentuk secara terbatas di lingkungan Korps Pasukan Khas AU pada 1990, Bravo berarti yang terbaik. Konsep pembentukannya merujuk kepada pemikiran Jenderal Guilio Douchet: Lebih mudah dan lebih efektif menghancurkan kekuatan udara lawan dengan cara menghancurkan pangkalan/instalasi serta alutsistanya di darat daripada harus bertempur di udara.
Prajurit DENBRAVO-90 diambil dari 10 terbaik lulusan pendidikan komando Paskhas yang dilakukan selama lima bulan. Tidak cukup dengan itu , mereka masih harus melewati beberapa tes lagi. Personel DENBRAVO-90 yang juga dikenal sebagai Special Forces of Indonesia Air Force (SFoIDAF) diperkirakan tak sampai 150 orang. Setiap regu hanya berjumlah 11 orang. Saat dibentuk, Bravo diperkuat 34 prajurit 1 perwira, 3 bintara, 30 tamtama
Tugas pasukan elite ini menjalankan fungsi intelijen di bawah perintah Panglima TNI dengan bawah kendali operasi (BKO) dan terlibat dalam misi-misi gabungan TNI untuk mengamankan objek-objek vital negara. Den Bravo 90 juga ditempatkan dalam datasemen-datasemen pengawal pribadi (walpri) untuk KSAU dan Presiden.
Selain itu, DENBRAVO-90 juga punya spesialisasi dalam perang melawan terorisme, khususnya penanganan anti terror dengan menggunakan pesawat sipil komersial. Selain anti terror dan kontra pembajakan udara. DENBRAVO-90 juga dibekali ilmu dalam mengamankan objek vital Negara, dalam hal ini mengambil alih dan mengamankan bandara untuk kepentingan sipil dan Lanud untuk kepentingan militer taktis.
DENBRAVO-90 mempunyai 3 tim yang disebut Alfa 1 s/d 3. Alfa 1 mempunyai spesialisasi intelijen. Alfa 2 berkualifikasi spesialisasi perang kota/hutan dan Alfa 3 spesialisasi Counter Terorisme. Disamping itu ada Tim Bantuan Mekanik untuk pemeliharaan senjata dan peralatan serta tim khusus plus tim pelatih. Tapi sebenarnya 3 tim itu mempunyai keahlian yang merata di bidang counter terorisme. Pasukan “inti” baret jingga ini juga kerap berlatih dengan KOPASSUS TNI-AD, KOPASKA TNI-AL dan DENJAKA Marinir.
Pelatihan DENBRAVO-90 selama 9 bulan dan salah satu latihannya yaitu diterjunkan dari pesawat pada malam hari dengan ketinggian 10-12 km diatas permukaan tanah untuk menghindari terdeteksi dari musuh dengan dilengkapi pakaian yang bersayap dan serba canggih.
Kemampuan 1 orang DENBRAVO-90 setara dengan 5 orang TNI.
2. KOPASSUS = Komando Pasukan Khusus (1 Prajurit KOPASSUS = 8 Prajurit TNI)
Komando Pasukan Khusus yang disingkat menjadi Kopassus adalah bagian dari Komando Utama (KOTAMA) tempur yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat, Indonesia. Kopassus memiliki kemampuan khusus seperti bergerak cepat di setiap medan, menembak dengan tepat, pengintaian, dan anti teror.
Dalam perjalanan sejarahnya, Kopassus berhasil mengukuhkan keberadaannya sebagai pasukan khusus yang mampu menangani tugas-tugas yang berat. Beberapa operasi yang dilakukan oleh Kopassus diantaranya adalah operasi penumpasan DI/TII, operasi militer PRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, penumpasan G30S/PKI, Pepera di Irian Barat, Operasi Seroja di Timor Timur, operasi pembebasan sandera di Bandara Don Muang-Thailand (Woyla), Operasi GPK di Aceh, operasi pembebasan sandera di Mapenduma, operasi pembebasan sandera perompak Somalia, serta berbagai operasi militer lainnya. Dikarenakan misi dan tugas operasi yang bersifat rahasia, mayoritas dari kegiatan tugas daripada satuan Kopassus tidak akan pernah diketahui secara menyeluruh. Contoh operasi Kopassus yang pernah dilakukan dan tidak diketahui publik seperti: Penyusupan ke pengungsi Vietnam di pulau Galang untuk membantu pengumpulan informasi untuk di kordinasikan dengan pihak Amerika Serikat (CIA), penyusupan perbatasan Malaysia dan Australia dan operasi patroli jarak jauh (long range recce) di perbatasan Papua nugini.
Prajurit Kopassus dapat mudah dikenali dengan baret merah yang disandangnya, sehingga pasukan ini sering disebut sebagai pasukan baret merah. Kopassus memiliki moto Berani, Benar, Berhasil.
Sejak tanggal 25 Juni 1996 Kopasuss melakukan reorganisasi dan pengembangan grup dari tiga Grup menjadi lima Grup.
- Grup 1/Parakomando — berlokasi di Serang, Banten
- Grup 2/Parakomando — berlokasi di Kartasura, Jawa Tengah
- Grup 3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus — berlokasi di Batujajar, Jawa Barat
- Grup 4/Sandhi Yudha — berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
- Grup 5/Anti Teror — berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
3. KOPASKA = Komando Pasukan Katak (1 Prajurit KOPASKA = 24 Prajurit TNI)
Satu grup di Armada Barat di Jakarta, dan satu grup di Armada Timur di Surabaya. Tugas utama mereka adalah menyerbu kapal dan pangkalan musuh, menghancurkan instalasi bawah air, penyiapan perebutan pantai dan operasi pendaratan kekuatan amfibi.
Komando Pasukan Katak disingkat Kopaska adalah pasukan khusus dari TNI Angkatan Laut. Semboyan dari korps ini adalah "Tan Hana Wighna Tan Sirna" yang berarti "tak ada rintangan yang tak dapat diatasi". Korps ini secara resmi didirikan pada 31 Maret 1962 oleh Presiden Indonesia waktu itu Soekarno untuk membantunya dalam masalah Irian Jaya. Pasukan khusus ini sebenarnya sudah ada sejak 1954.
Bapak dari Kopaska adalah Kapten Pelaut Iskak dari sekolah pasukan katak angkatan laut di pangkalan angkatan laut Surabaya. Tugas utama dari pasukan ini adalah peledakan/demolisi bawah air termasuk sabotase/penyerangan rahasia kekapal lawan dan sabotase pangkalan musuh, torpedo berjiwa (kamikaze), penghancuran instalasi bawah air, pengintaian, mempersiapkan pantai pendaratan untuk operasi amfibi yang lebih besar serta antiteror di laut/maritime counter terorism . Jika tidak sedang ditugaskan dalam suatu operasi, tim tim Detasemen Paska dapat ditugaskan menjadi pengawal pribadi VIP seperti Presiden dan Wakil Presiden Indonesia.
Komando Pasukan Katak TNI-AL
- Satuan Komando Pasukan Katak Armada Barat (Satkopaska Armabar)
- Detasemen 1 Sabotase / anti-Sabotase (Teror)
- Detasemen 2 Operasi Khusus
- Detasemen 3 Combat SAR
- Detasemen 4 EOD dan Ranjau Laut / Mine clearence
- Detasemen 5 Underwater Demolition
- Detasemen 6 Special Boat Units
- Satuan Komando Pasukan Katak Armada Timur (Satkopaska Armatim)
- Detasemen 1 Sabotase / anti-Sabotase (Teror)
- Detasemen 2 Operasi Khusus
- Detasemen 3 Combat SAR
- Detasemen 4 EOD dan Ranjau Laut / Mine clearence
- Detasemen 5 Underwater Demolition
- Detasemen 6 Special Boat Units
Tugas "Manusia Katak"
- Tugas dalam Operasi Amphibi
- Beach Recconaisance
- Post Reconnaisance
- Beach Clearing
- SUROB (Surf Observation)
- Operasi Khusus
- Sabotase / Anti Sabotase (Teror)
- Clandestein
- Combat SAR
- Mine Clearance Ops
- Send and Pick up agent
- Operasi Tambahan
- PAM VIP VVIP & Vital Obj
- Underwater Survey
- SAR
- Underwater Salvage
- Factual Information Gathering
Operasi-operasi yang pernah dilaksanakan
- Melaksanakan berbagai Operasi Khusus/Intelijen TNI dan TNI AL
- Melaksanakan Operasi Khusus "Kikis Bajak"
- Melaksanakan Operasi Khusus "Lusitania Expresso"
- Unit Anti Perompak Perairan Indonesia
- Buru Perompak di daerah Selat Malaka, Selat Sunda, Bangka Belitung
- Buru Perompak di daerah Indonesia wilayah timur
- Pengamanan VIP dan VVIP (KTT Non Blok, Bali Democracy Forum dll)
- Pengamanan Blok Ambalat Ambalat - Karang Unarang
- Pengamanan Objek Vital Lepas Pantai Oil Rig
- Latma Malindo Malaysia & Indonesia (Latihan bersama Paskal TLDM dalam Maritime Interdiction Operation)
- Latma PANDU EODEX dgn Republic of Singapore Navy Naval Diving Unit / RSN-NDU secara bergantian Singapura dan Indonesia
- Latma MINEX dgn Republic of Singapore Navy
- Latma SEA EAGLE dgn Republic of Singapore Navy
- Latma MCMEX / DIVEX dengan Tim NAVAL EOD dari 25 negara Asia Pasifik di Asia Pasifik
- Latma Flash Iron / SEALEX dengan US NAVY SEAL US Navy
- Latma Balance Iron dengan US Army Airborne & Ranger US Army
- Berbagai Seri Program Latihan USPACOM : Naval Engagement Activity (NEA), Subject Matter Expert Exchange (SMEE), Peace Support Initiative Operation (GPOI) dll
- Berbagai Seri Latihan UN Peacekeeping Operation : Khan Quest (Mongolia), Garuda Shield (Indonesia), Cobra Gold (Thailand-USPACOM) Global Positive Operation Initiative (GPOI) USPACOM (UNMOC, UNSOC, PSOIC, Traine of Trainer/ToT), ADF Warfare Centre UNMOC & CIMIC (Australia), UNDPKO ITS ToT in Jakarta
- Berbagai Misi UN : UNMO (UNOMIG/Irak, UNAMID/Darfur, UNMIS/Sudan, UNMISS/Sudan Selatan, UNMIBH/Bosnia & Herzegovina, MONUC/Kongo), UN Staff (Lebanon, Kongo), UN Contingent (Indo Mech Batt/Lebanon, Force Protection Coy/Lebanon, Eng Coy/Kongo)
- Misi Satgas Merah Putih di Somalia pembebasan MV Sinar Kudus
YonTaifib mempunyai tugas pokok membina dan menyediakan kekuatan serta membina kemampuan unsur-unsur amfibi maupun pengintaian darat serta tugas-tugas operasi khusus dalam rangka pelaksanaan operasi pendaratan amfibi, operasi oleh satuan tugas TNI AL atau tugas-tugas operasi lainnya.
Ciri Prajurit :
- Didapatkan melalui seleksi yang ketat, berasal dari prajurit Marinir pilihan yang mempunyai kemampuan fisik prima, serta mempunyai tingkat psikologi standar Pasukan Khusus sesuai tuntutan.
- Rasio pasukan Taifib selalu jauh lebih kecil dari pasukan biasa/reguler, karena dalam tugas-tugas khusus dituntut kecepatan, kerahasiaan yang tinggi, keakuratan, keuletan, disiplin lapangan serta keberhasilan tugas.
- Dididik dengan ketat dan keras melalui beberapa tahap, dimana setiap tahapan yang dibuat untuk mengukur tingkat kesiapan siswa dan melanjutkan proses penggemblengan untuk menjadi calon prajurit Taifib
- Dilatih secara khusus mengikuti program yang ketat dengan tingkat risiko yang tinggi. Hal tersebut tergambar dalam program berupa pembinaan yang keras, pembinaan mental dengan tingkat stressing yang tinggi, pembinaan berbagai keterampilan khusus yang dikondisikan seperti dalam tugas sebenarnya. Latihan-latihan tersebut meliputi kemampuan dalam aspek yang harus dilaksanakan, yaitu di laut, darat dan udara.
- Mempunyai kemampuan melaksanakan tugas secara berdiri sendiri, dari induk pasukan dalam artian mampu melaksanakan survival secara tim maupun perorangan, mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan mampu mengatasi tekanan mental di daerah penugasan, kemampuan infiltrasi dan eksfiltrasi ke atau dari daerah musuh melalui media, antara lain free fall dengan sistem HALO dan HAHO, STABO/SPIE, berenang, menyelam, serta salah satu kemampuan bawah air atau combat swimmer melalui peluncur torpedo kapal selam.
5. DENJAKA = Detasemen Jala Mangkara (1 Prajurit DENJAKA = 120 Prajurit TNI)
Pada 4 November 1982, KSAL membentuk organisasi tugas dengan nama Pasukan Khusus AL (Pasusla). Keberadaan Pasusla didesak oleh kebutuhan akan adanya pasukan khusus TNI AL guna menanggulangi segala bentuk ancaman aspek laut. Seperti terorisme, sabotase, dan ancaman lainnya.
Pada tahap pertama, direkrut 70 personel dari Batalyon Intai Amfibi (Taifib) dan Komando Pasukan Katak (Kopaska). Komando dan pengendalian pembinaan di bawah Panglima Armada Barat dengan asistensi Komandan Korps Marinir. KSAL bertindak selaku pengendali operasional. Markas ditetapkan di Mako Armabar.
Melihat perkembangan dan kebutuhan satuan khusus ini, KSAL menyurati Panglima TNI yang isinya berkisar keinginan membentuk Detasemen Jala Mangkara. Panglima ABRI menyetujui dan sejak itu (13 November 1984), Denjaka menjadi satuan Antiteror Aspek Laut. Merunut keputusan KSAL, Denjaka adalah komando pelaksana Korps Marinir yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan kemampuan dan kekuatan dalam rangka melaksanakan operasi antiteror, antisabotase, dan klandesten aspek laut atas perintah Panglima TNI.
Pola rekrutmen Denjaka dimulai sejak pendidikan para dan komando. Selangkah sebelum masuk ke Denjaka, prajurit terpilih mesti sudah berkualifikasi Intai Amfibi. Dalam menjalankan aksinya, satuan khusus ini dapat digerakkan menuju sasaran baik lewat permukaan/bawah laut maupun lewat udara. TNI AL masih memiliki satu pasukan khusus lagi, yaitu Komando Pasukan Katak (Kopaska). Kedua satuan pernah beberapa kali melakukan latihan gabungan dengan US Navy SEAL.
Berikut daftar Komandan Denjaka:
NO. | NAMA | DARI | SAMPAI |
1. | Letnan Kolonel Marinir Gafur Chalik | 1982 | 1983 |
2. | Letnan Kolonel Marinir Djoko Pramono | 1983 | 1985 |
3. | Mayor Marinir Arthur Solang S. | 22 Juli 1985 | 22 November 1985 |
4. | Mayor Marinir Hasan Hariadinata | 1985 | 1986 |
5. | Mayor Marinir Yussuf Solichien | 1986 | 1987 |
6. | Letnan Kolonel Marinir Frans L. Kansil | 1987 | 1988 |
7. | Letnan Kolonel Marinir Nono Sampono | 1988 | 1993 |
8. | Letnan Kolonel Marinir M. Alfan Baharudin | 1993 | 1998 |
9. | Mayor Marinir RM. Trusono | 1998 | 2002 |
10. | Letnan Kolonel Marinir Suprayogi | 2002 | 2004 |
11. | Letnan Kolonel Marinir Kasirun Situmorang | 2004 | 7 Maret 2005 |
12. | Letnan Kolonel Marinir Suhartono | 7 Maret 2005 | 2008 |
13. | Letnan Kolonel Marinir Widodo | 2008 | 2009 |
14. | Letnan Kolonel Laut (E) Yudhi Bramantyo NS | 2009 | 2011 |
15. | Kolonel Marinir Suhartono | 2011 | 2012 |
16. | Kolonel Marinir Budi Purnama, S.Ip | 2012 | 21 Januari 2013 |
17. | Kolonel Marinir Nur Alamsyah M.Tr (Han),. | 21 Januari 2013 | 10 September 2015 |
18. | Kolonel Marinir Supriyono, S.E., | 10 September 2015 | Sekarang |
0 komentar:
Post a Comment